Pertama kali diterbangkan terhadap tanggal 26 Desember 1956 di Edwards Air Force Base (AFB), Convair F-106 Delta Dart yang kerap disebut bersama “the Six” adalah pesawat pencegat pertahanan hawa segala cuaca yang hebat. Tidak (seperti biasanya) dilengkapi bersama kanon, namun “the Six” mempunyai rudal udara-ke-udara, sebagian satu} di antaranya dilengkapi bersama hulu nuklir, untuk menjatuhkan musuh yang menerobos nekad menerobos lokasi udara. Merupakan pengembangan dari Convair’s F-102 Delta Dagger, F-106 mirip didalam filosofi desain namun sangat tidak serupa didalam aplikasi praktisnya. Delta Darts bertugas didalam unit Angkatan Udara dan Komando Pertahanan Udara (ADC) dan Air National Guard (ANG) antara th. 1959 dan 1988 – juga terhadap tahun2 paling menegangkan didalam Perang Dingin.

Desain awal

Desain sayap Delta dikembangkan sepanjang th. 1950-an untuk Angkatan Laut dan untuk Angkatan Udara. Angkatan Laut menerbangkan Douglas F4D-1 / F-6A Skyray yang bersayap manta, namun cuma untuk sebagian satu} th. saja hingga pesawat multi-misi sangat menjadi umum didalam satuan operasional Angkatan Laut dan Korps Marinir. Desain pesawat bersayap delta tanpa sayap ekor terhadap zaman itu digunakan terhadap desain pembom strategis Avro Vulcan, pembom strategis Convair B-58 Hustler, F-102 Delta Dagger, F2Y Sea Dart, dan Dassault Mirage I serta III.

F-102 (kerap disebut “the Deuce”) kendati udah operasional, dianggap agak mengecewakan bagi Angkatan Udara dan Convair sendiri. Terus diperbaiki, Deuce ditingkatkan ke standar F-102A. F-106 bakal menjadi peningkatan besar atas desain F-102A. Awalnya disebut sebagai F-102B, pesawat baru ini bakal ditenagai oleh mesin turbojet afterburning yang jauh lebih kuat. Mesin pertama yang dipertimbangkan adalah versi mesin lisensi buatan Bristol Olympus, mesin mirip digunakan oleh Avro Vulcan yang lantas bakal dibikin oleh Wright bersama designasi J67 saat digunakan oleh USAF.

Wright tertinggal didalam pengembangan J67 mereka, supaya terhadap th. 1955 Convair mengalihkan pilihan mesin ke twin-spool Pratt & Whitney J75, axial-flow afterburning turbojet engine – mesin yang udah terbukti saat digunakan oleh pembom taktis Republic F-105 Thunderchief dan dikenal juga oleh penerbangan sipil sebagai JT4A. Tetapi ukuran mesin yang lebih besar dan peningkatan kebutuhan aliran hawa terhadap J75 perlu air intake yang lebih besar dan modifikasi saluran intake internal. Asupan hawa terhadap mesin dilengkapi bersama pengatur variabel dan intake dipindahkan lebih dekat ke mesin, perihal ini menjadi tidak benar satu ciri yang membedakan “the Deuce” dan “the Six”, dimana terhadap Delta Dart, air intake ada di belakang kokpit. Dilengkapi bersama sayap yang sedikit lebih besar, bersama penampakg badan pesawat yang lebih elips, dan ditambahkan rem hawa type clamshell yang dipasang di anggota basic vertikal stabilizer, prototipe F-106 yang baru lantas diuji terbang. Pengujian awal mengungkapkan hasil kinerja yang dibawah ekspektasi bersama bersama munculnya persoalan mesin dan avionik yang bisa menggagalkan program F-106 seluruhnya.